GEOLOGI LAUT
PROSES SEDIMENTASI-JENIS, PENYEBAB, DAN DAMPAKNYA
SA MPUL
Oleh:
Dimas Widyanata
1710716210004
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
Proses Sedimentasi – Jenis, Penyebab, dan Dampaknya
Sedimentasi
adalah proses pengendapan material yang terbawa oleh air, angin, maupun
gletser. Pengendapan ini bisa terjadi di darat, laut, maupun sungai. Material
yang terbawa merupakan material yang berasal dari pengikisan atau pelapukan.
Pelapukan ini bisa berasal dari pelapukan fisika, kimia, dan mekanik. Pengendapan yang berlangsung lama, akan membentuk batuan sedimen. Batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses sedimentasi. Sebagian besar
batu di bumi adalah batuan sedimentasi. Rossiana 2014 dalam
jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan juga menjelaskan bahwa sedimentasi adalah
proses pengendapan padatan yang terkandung dalam cairan
oleh gaya gravitasi. Pada umumnya proses sedimentasi
dilakukan setelah proses koagulasi dan flokulasi, tujuannya adalah untuk
memperbesar partikel padatan agar menjadi lebih berat dan
dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat. Ukuran dan bentuk partikel mempengaruhi rasio permukaan terhadap volume partikel sedangkan
konsentrasi partikel mempengaruhi pemilihan tipe bak sedimentasi. Semua factor ini mempengaruhi kecepatan mengendap
partikel pada sedimentasi, karena itu membutuhkan
kecepatan turunnya partikel untuk mendesain bak sedimentasi yang efektif dan
efisien.
Sedimentasi
yang dilakukan oleh air, angin, maupun gletser memiliki hasil yang berbeda.
Tergantung dari lokasi materi itu berada. Selain batuan sedimen, sedimentasi
juga salah satu penyebab terbentuknya permukaan bumi. Permukaan bumi yang
memiliki banyak bentuk, akibat adanya pengendapan yang berlangsung lama. Hal
ini menyebabkan setiap sedimentasi membentuk sesuatu yang unik, dan
mempercantik bentuk permukaan bumi.
Sedimentasi sendiri
dibagi menjadi 2, yaitu berdasarkan tenaga pengangkutnya, yaitu air, angin, dan
gletser. Serta berdasarkan tempat terjadinya sedimentasi itu sendiri. Yaitu
sedimentasi fluvial, marine, glasial dan teristis. Berikut kita bahas proses
sedimentasi berdasarkan tenaga pengangkutnya.
1.
Sedimentasi Aquatis
Sedimentasi
Aquatis adalah sedimentasi yang dilakukan oleh air. Sedimentasi oleh air ini,
membawa materi melalui aliran air. Proses ini mengandalkan kekuatan aliran air.
Disaat aliran air kuat, maka materi akan terbawa, disaat aliran air melemah,
maka materi akan mengendap didasar.
Hal ini bisa kita
umpamakan saat sedang meminum kopi atau teh. Saat kita mengaduk gelas, terjadi
putaran pada air, yang menyebabkan ampas kopi dan teh naik ke atas. Saat kita
diamkan, dan pusaran air mulai melemah, maka ampas kopi dan teh perlahan akan
mengendap ke bawah. Hal inilah yang terjadi pada proses sedimentasi oleh air.
Sedimentasi aquatis dibagi menjadi dua, yaitu fluvial dan marine.
A.
Sedimentasi Fluvial
Sedimentasi
fluvial adalah proses sedimentasi yang dilakukan olah air sungai dan berlokasi
di sungai. Sedimentasi oleh air sungai, biasanya terjadi di dataran rendah,
akibat dari sifat air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah. Sedimentasi ini, biasanya juga menghasilkan pendangkalan di muara
sungai. Oleh karena itu, daerah muara sungai lebih berpotensi banji.
Sedimentasi fluvial,
memiliki peran besar dalam memberi bentuk kepada sungai- sungai. Sedimentasi
fluvial dibagai ke dalam 5 kelompok. Pembagian ini terjadi karena perbedaan
lokasi pengendapan. Ke 6 bentuk sedimen ini adalah:
a.
Alluvial
Alluvial atau alluvial
fan adalah sebuah sungai yang mengalami perubahan kekuatan arus secara cepat.
Akibatnya, materi yang terbawa, terendap secara tiba- tiba di dasar. Endapan
ini biasanya berbentuk kerucut, akibat perubahan arus yang cepat. Alluvial
biasanya terjadi di sekitar lereng pegunungan maupun dasar lembah.
Gambar 2. Proses Terbentuknya Alluvial
b.
Meander
Meander adalah sungai
yang berkelok- kelok. Kelokan- kelokan ini terjadi akibat pengendapan yang
terjadi di tikungan- tikungan sungai. Aliran sungai di sekitar tikungan sungai
memiliki arus yang lebih lemah dari pada aliran yang berada di luar tikungan.
Akibatnya, pengendapan terjadi di dalam tikungan, dan erosi terjadi di luar
tikungan, sehingga membentuk lekukan- lekukan sungai yang cantik.
c.
Dataran Banjir
Dataran banjir atau
disebut floodplain adalah dataran yang berada di sebelah kanan dan kiri
sungai. Dataran ini terus mendapat pengendapat materi yang dibawa oleh air
secara terus menerus. Akibatnya, sekitar bagian kanan dan kiri sungan lebih
tinggi dari daerah sekitarnya. Dataran ini disebut dataran banjir, karena saat
volume air sedang tinggi, dataran ini akan mengalami kebanjiran, dengan
menyisakan sedikit sisa dataran yang lebih tinggi. Tapi saat air mulai surut,
dataran ini akan muncul kembali. Saat air surut itulah, materi menjadi terendap
di kanan dan kiri sungai.
Gambar 4. Proses
Terbentuknya Banjir.
d. Danau
Tapal Kuda
Danau tapal kuda atau oxbow
adalah sungai yang terputus, akibat adanya pengendapan terus menerus. Sungai
ini, biasanya berbentuk seperti tapal kuda. Pengendapan ini, menyebabkan salah
satu dari tikungan yang ada di sungai terputus, dan menyebabkan sungai baru
yang tersendiri.
Gambar 5. Proses Terbentuknya Danau Tapal
Kuda.
e. Delta
Delta adalah tanah luas yang berada disekitar muara. Delta terbentuk
dari hasil endapan material yang berlangsung secara terus menerus. Terjadinya delta,
akibat dari terendapnya pasir di dasar sungai, sedangkan lumpur dan batuan
tetap terbawa hingga ke laut. Untuk menjadi delta, dibutuhkan banyak materi
sedimen yang dibawa oleh air, muara memiliki arus yang tidak kencang dan
dangkal.
Gambar 6. Proses Terbentuknya Delta.
B.
Sedimentasi Marine
Sedimentasi marine adalah sedimentasi yang terjadi oleh air laut dan
terjadi di laut. Sedimentasi ini, terjadi akibat dari perubahan arus laut, yang
mengendapkan materi kedalam dasar laut. Sedimentasi ini juga terjadi akibat
adanya air pasang dan air surut. Air pasang
membawa material, lalu saat surut, material itu mengendap. Pengendapan yang
terus bertumpuk, menyebabkan endapan ini naik ke permukaan laut. Sehingga
membentuk pulau- pulau atau dataran kecil yang indah. Ada 4 bentuk yang terjadi
akibat dari sedimentasi marine.
- Spit – Spit adalah dataran panjang yang berada di sekitar pantai. Dataran ini terjadi akibat arus pantai yang membawa materi endapan ke laut, dan mengendap di dasar laut. Materi ini, berasal dari pasir di sekitar pesisir pantai. Spit dapat terus semakin panjang, jika terus terjadi arus laut yang membawa materi endapan ke laut.
Gambar 7. Farewell Spit New Zealand.
- Tombolo – Tombolo adalah jembatan alami yang menghubungkan pulau besar dengan pulau kecil di dekatnya. Proses terjadinya tombolo sama dengan spit. Tombolo biasa dijadikan sebagai jembatan untuk menuju pulau di tengah laut oleh masyarakat.
Gambar 8. Tombolo De La Ballena
- Penghalang Pantai – Penghalang pantai adalah, tanggul alami yang terbentuk akibat sedimentasi. Penghalang pantai, pada dasarnya adalah spit yang terus memanjang, dan mengitari bibir pantai. Sehingga seperti tanggul.
- Gosong – Gosong adalah dataran kecil yang terbentuk di tengah- tengah laut. Gosong terjadi akibat perubahan arus laut yang terjadi secara tiba- tiba. Berbeda dengan alluvial yang biasanya berbentuk seperti kerucut, gosong berbentuk datar, rata, dan lebar. Biasanya gosong memiliki bentuk- bentuk yang unik, dan beberapa kali menjadi lokasi untuk iklan rokok.
- Nehrung – Nehrung adalah bukit pasir yang berada di sekitar pantai. Air laut yang menuju pantai, membawa materi, yang kemudian mengendapkannnya di pantai.
Gambar 11. Frische Nehrung Strand
2.
Sedimentasi Aeris
Sedimentasi
Aeris adalah sedimentasi yang dilakukan oleh angin. Angin membawa materi-
materi endapan, dan menjatuhkannya ke darat saat kekuatan dari angin itu
melemah. Materi yang dibawa oleh angin biasanya adalah tanah pasir. Endapan pasir yang terus bertumpuk, makin lama
akan menjadi gundukan.
Gundukan
ini disebut sebagai bukit pasir. Gundukan ini juga bisa disebut sebagai Sand
Dune atau gumuk pasir. Gundukan pasir ini, mudah kita jumpai disekitar
gurun maupun disekitar pantai.
Dilihat dari tempat, sedimentasi oleh angin ini termasuk dalam sedimentasi
teristris. Sedimentasi teristris adalah sedimentasi yang terjadi di darat.
3.
Sedimentasi Gletser
Sedimentasi
glasial adalah sedimentasi yang dilakukan oleh es atau gletser. Sedimentasi ini
terjadi karena adanya moraine. Moraine adalah batu kerikil, pasir,
dan materi lainnya yang terbawa oleh es, dan mengendap. Sedimentasi oleh
gletser juga mengelir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
hal
ini menyebabkan pengendapan terjadi di ujung gletser, yang menyebabkan
perubahan bentuk gletser dari V menjadi U. Sedimentasi oleh gletser, termasuk
dalam sedimentasi glasial. sedimentasi glasila adalah sedimentasi yang terjadi
di gletser. Terdapat 4 bentuk sedimentasi yang dilakukan oleh es, yaitu:
- Oscar : Sedimen yang berbentuk punggung sempit dan panjang
- Kame : Sedimen yang berbentuk dataran tinggi.
- Drumlin : Sedimen yang berbentuk bukit kecil
- Till Plain : Sedimen yang berbentuk dataran.
DAFTAR PUSTAKA
Roessiana,
2014. Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free
Settling. Surabaya : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.














Comments
Post a Comment