OSEANOGRAFI


OSEANOGRAFI

SA
MPUL






Oleh:
Dimas Widyanata
1710716210004





PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2019




OSEANOGRAFI



          Kata oseanografi adalah kombinasi dari dua kata yunani: oceanus (samudera) dan graphos (uraian/deskripsi) sehingga oseanografi mempunyai arti deskripsi tentang samudera. Tetapi lingkup oseanografi pada kenyataan lebih dari sekedar deskripsi tentang samudera, karena samudera sendiri akan melibatkan berbagai disiplin ilmu jika ingin diungkapkan. Dalam modul ini bahasannya lebih difokuskan pada oseanografi fisika (Supangat dan Susanna, 2008).
          Planet Bumi merupakan anggota tata surya yang unik di mana samudera melingkupi ± 140 juta mil persegi dari total ± 200 juta mil persegi luas permukaannya. Ini berarti samudera meliputi sekitar 70 persen permukaan bumi dengan volume air yang dikandungnya ± 350 juta mil kubik. Di dalamnya juga terkandung 3,5 persen garam terlarut disamping zat-zat terlarut lainnya yang sebanding dengan 160 juta ton garam per mil kubik (Bhatt, 1978). Interaksinya dengan atmosfer akan mempengaruhi pola iklim global. Potensi sumber daya alamnya yang kaya akan dapat mempengaruhi baik buruknya hubungan antar negara
          Fenomena dinamikanya seperti pasang surut, arus, transport massa, dan sebagainya, termasuk fenomena-fenomena yang belum terungkap secara lugas, contohnya fenomena el nino dan la nina, dibutuhkan informasinya oleh banyak negara. Semua fakta di atas mengukuhkan pentingnya samudera bagi kehidupan nasional, regional, dan internasional. Dan ini juga mengukuhkan pentingnya disiplin ilmu oseanografi untuk lebih dilirik, dipahami, bahkan didalami oleh para intelektual yang meminatinya.
          Orang yang mempelajari samudera secara mendalam disebut oseanografer. Dan oseanografi sendiri seringkali diungkapkan berdasarkan empat kategori keilmuan yaitu fisika, biologi, kimia, dan geologi (Stowe,1983). Oseanografi fisis khusus mempelajari segala sifat dan karakter fisik yang membangun sistem fluidanya. Oseanografi biologi mempelajari sisi hayati samudera guna mengungkap berbagai siklus kehidupan organisme yang hidup di atau dari samudera. Oseanografi kimia melihat berbagai proses aksi dan reaksi antar unsur, molekul, atau campuran dalam sistem samudera yang menyebabkan perubahan zat secara reversibel atau ireversibel. Dan oseanografi geologi memfokuskan pada bangunan dasar samudera yang berkaitan dengan struktur dan evolusi cekungan samudera.
          Beberapa aspek penting disiplin ilmu oseanografi agak sulit dikatagorikan ke dalam salah satu dari empat keilmuan di atas, seperti aspek-aspek geofisika, biofisika, nutrisi, petrologi, antropologi, meteorologi, dan farmakologi. Disamping itu, oseanografi juga dipengaruhi oleh keilmuan yang tidak termasuk sains murni, seperti sejarah, hukum atau sosiologi. Lebih lanjut sekarang juga telah berkembang cabang baru oseanografi yang disebut oseanografi terapan. Karena deskripsi tentang seorang oseanografer akan melingkupi keilmuan yang kompleks.


OSEANOGRAFI FISIKA

            Fisika oseanografi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara sifat-sifat yang terjadi dalam lautan sendiri dan yang terjadi antara lautan dengan atmosfir dan daratan. Hal ini termasuk kejadian-kejadian pokok seperti terjadinya tenaga pembangkit pasang surut dan gelombang, iklim dan sistem arus-arus yang terdapat di lautan dunia. Lautan tidak  tersebar merata  dipermukaan bumi. Lautan menutupi lebih dari 80% belahan bumi selatan tetapi hanya menutupi 61% belahan bumi utara dimana terdapat sebagian besar daratan dunia (Hutabarat dan Evans, 2000).
          Oseanografi Fisika , atau fisika laut, mempelajari atribut fisik lautan yang meliputi struktur suhu-salinitas, pencampuran, gelombang , gelombang internal, pasang laut permukaan, pasang laut internal, dan arus.
     Suhu
          Suhu di laut adalah salah satu faktor yang amat sangat penting bagi kehidupan organisme laut karena suhu mempengaruhi metabolisme maupun perkembangan organisme. Baik laut maupu daratan ekduanya dipanasi oleh sinar matahari melalui suatu prooses yang dinamakan insolation.


● Kecepatan Arus
          Arus adalah gerakan mengalir suatu massa air ke arah tertentu. Arus ini bisa sehangat 30C aatau sedingin 2C, tergantung dimana arus tersebut berasal, dan lebar arus bisa lebih dari 60 km. sebagian besar arus bergerak dengan kecepatan 10 km perhari, meskipun untuk beberapa jenis arus dapat bergerak lebih cepat. Arus membawa banyak sekali air ke seluruh penjuru bumi, mempengaruhi dan membantu mengatur iklim. Arus terdapat di permukaan maupun di samudra yang dalam. Arus mempunyai arti yang penting dalam menentukan pelayaran bagi kapal-kapal. Peta arus telah dibuat oleh para pelaut berabad-abad yang lalu. Ada juga yang bergerak sepuluh ribu kali melintasi samudra daripada seluruh pergerakan sungai besar di daratan.

  Kecerahan
          Radiasi matahari juga penting dalam melengkapi cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman hijau-hijauan untuk dipakai dalam proses fotosintesis, tumbuhan ini tidak dapt hidup terus tanpa adanya cahaya matahari yang cukup. Akibatnya penyebaran merekan di lautan di batasi pada daerah kedalaman dimana cahaya matahari masih dapat dijumpai. Sinar matahari kebanyaakan diserap oleh lapisan permukaan laut, maka lapisan ini cenderung relatif panas sampai pada kedalaman 200 meter. Pada lapisan kedalaman antara 200 dan 1000 meter, suhu turun secara mendadak yang membentuk kurva dengan lereng yang tajam yang dikenal termokline(Hutabarat,2005).

     Sifat Optis Air
          Penetrasi cahaya ke dalam air sangat dipengaruhi oleh intensitas dan sudut datang cahaya, kondisi permukaan air dan bahan-bahan tersuspensi di dalam air. Cahaya matahari mencapai permukaan perairan tersebut sebagian diserap dan sebagiannya di refleksikan kembali. Beberapa jenis molekul misalnya O2, O3,H2O dan CO2 dapat menyerap cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi panas. Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk. Faktor berhubungan dengan penetrasi cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu produktivitas perairan yang tinggi pula. Kecerahan dan kekeruhan merupakan parameter-parameter yang berkaitan satu sama lain.
● Pasang Surut
          Pasang surut adalah gerakan naik turunnya muka laut secara berirama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. Perhitungan matematika telah menunjukkan bahwa gaya tarik bulan yang mempengaruhi pasang surut besarnya ±2,2 kali lebih besar daripada gaya tarik matahari. Badan -badan astronomis yang lainnya pun sebenarnya sangat kecil dan bisa diabaikan.

     Gelombang
          Glombang adalah gerakan dari setiap partikel air laut yang berupa gerak longitudinal dan orbital secara bersamaan disebabkan oleh transmisi energi serta waktu (momentum) dalam artian impuls vibrasi melalui berbagai bentuk ,ateri. Dalam hal ini berbentuk partikel air laut. Secara teoritismediumnya sendiri tetap tiddak bergerak mengikuti arah energi yang melaluinya. Energi yang dimaksud bisa berupa tiupan angin gerak rotasi bumi atau gerakan lapis sedimen bawah laut, gempa tektonik dan lain lain

OSEANOGRAFI KIMIA

          Oseanografi kimia atau Kimia laut adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat kimia dari lautan. Hampir semua unsur kimia pada tabel periodik juga ada (terlarut) di dalam air laut, dengan konsentrasi yang bervariasi mulai dari level persen, permil, ppm, ppb sampai dengan ppt. Interaksi berbagai unsur kimia di laut ini juga terjadi dengan berbagai lingkungan lainnya seperti biosfer, atmosfer, dan geosfer. Oleh karena itu, ilmu ini berkaitan erat dengan bidang ilmu lainnya seperti biologi laut, fisika laut dan geologi laut.
          Unsur kimia di alam ini mengalami berbagai siklus yang melibatkan berbagai makhluk hidup atau pun benda mati, seperti tumbuhan, hewan, sedimen, magma, gunung berapi, dan sebagainya. Unsur kimia di dalam air laut kebanyakan berasal dari daratan yang masuk ke laut melalui air sungai, air hujan dan debu, air tanah, dan aktivitas gunung api di bawah laut. Unsur-unsur kimia yang bermanfaat bagi makhluk hidup seperti Fe, Mn, dan Mo akan diserap oleh fitoplankton yang hidup di permukaan laut. Fitoplankton ini bertindak sebagai produsen pertama dalam rantai makanan yang menangkap karbon dioksida yang masuk ke permukaan laut dari atmosfer melalui berbagai reaksi fisika seperti difusi. Fitoplankton sebagian besar akan dimakan oleh zooplankton, zooplankton akan dimakan oleh ikan kecil, ikan kecil dimakan ikan besar dan seterusnya. Makhluk hidup yang mati di laut akan jatuh dan mengendap ke dasar laut membentuk sedimen, yang kemudian mengalami subduksi ke dalam perut bumi, dibawa kembali ke permukaan bumi melalui aktivitas gunung berapi dan akhirnya masuk kembali ke dalam laut, dan terus menerus, membentuk siklus zat kimia yang berulang dalam skala waktu geologi yang sangat lama.    
          Oseanografi Kimia mempelajari komposisi zat kimia yang ada di dalam air laut, mengapa air laut berasa asin, dan sebagainya. Ilmu ini juga bermanfaat untuk mempelajari sejarah pembentukan bumi dan bagaimana kondisi bumi pada masa lalu melalui ilmu paleooseanografi yang memanfaatkan pengetahuan isotop berbagai unsur kimia yang ada di laut. Beberapa unsur kimia yang terlarut bisa digunakan sebagai perunut pergerakan air laut global yang membawa panas dari lautan tropis ke negara-negara non tropis, sehingga manusia yang hidup di negara Eropa, misalnya, masih bisa merasakan kehangatan di musim dingin karena arus air laut global ini. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan para ahli oseanografi kimia di berbagai negara maju, menyebutkan bahwa penambahan unsur Fe ke dalam air laut bisa menurunkan secara signifikan kadar karbon dioksida di atmosfer yang menyebabkan pemanasan global. Penambahan Fe ini akan menimbulkan peningkatan fitoplankton yang akhirnya akan menyedot karbon dioksida di atmosfer dan menyimpannya ke dasar laut. Meskipun demikian, beberapa ahli lainnya masih menyangsikan keamanan ‘hipotesis besi’ ini karena bisa berakibat buruk bagi biota laut lainnya, seperti terumbu karang dan sebagainya. Sehingga masih diperlukan penelitian lanjut tentang hal ini.




OSEANOGRAFI BIOLOGI

          Oseanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan γράφειν atau graphos yang berarti gambaran atau deskripsi juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan) adalah cabang dari ilmu bumi yang mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan. Secara sederhana oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer.
          Ekologi , biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik. Dalam hal ini Oseanografi dibutuhkan pada bidang botani kelautan, diantaranya untuk:

1. Mempelajari ekosistem bawah laut
2. Berbagai penelitian tentang laut dan sekitarnya dll
          Potensi alam Indonesiatak habis-habisnya menjadi sumber penghidupan dan pengetahuan manusia. Mulai dari tanaman hingga segala sesuatu yang berasal dari laut. Tujuh puluh persen dari wilayahIndonesiaadalah laut dengan panjang garis pantai lebih dari 81.000 km. Hal ini menjadikan sumber daya kelautan yang dimilikiIndonesiasangat berlimpah dan sangat kaya. Salah satunya adalah terumbu karang. Terumbu karang ini merupakan potensi besar yang sekarang mulai terlupakan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang tidak peduli dengan kelestarian terumbu karang. Mereka sering memperjualbelikan terumbu karang, menangkap ikan dengan bom, bahkan mereka tidak segan-segan mengambil terumbu karang hanya untuk pembuatan rumah atau jalan. Padahal terumbu karang memiliki banyak fungsi yang vital bagi kehidupan biota laut. Terumbu karang merupakan rumah atau tempat berlindung berbagai biota laut seperti ikan, moluska, udang, echinodermata, dan rumput laut. Selain itu, terumbu karang ternyata dapat digunakan sebagai obat anti kanker, tumor, HIV AIDS dan penyakit-penyakit lainnya. Artinya, terumbu karang yang subur akan membuat kelestarian laut serta isinya tetap terjaga dengan baik.
Pengertian terumbu karang
          Sejak beberapa abad yang lalu dan bahkan sampai sekarang, kita menganggap karang adalah batu atau tumbuhan meskipun sesungguhnya mereka adalah sekumpulan hewan ( polip ). Dalam bentuk yang paling sederhana, karang bisa hanya terdiri dari sebuah polip yang mempunyai bentuk seperti tabung dengan mulut di bagian atas yang dikelilingi oleh tentakel. Pada beberapa jenis karang, individu polip ini mempunyai banyak bentuk kembar identik yang tersusun rapat membentuk formasi yang disebut koloni. Walaupun semua spesies karang dapat menggunakan sengatan tentakel untuk menangkap mangsanya, kebanyakan proporsi terbesar makanan karang tropis berasal dari simbiosis yang unik.

          Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae. Kini, hampir 800 jenis karang yang tergolong kelompok scleractinia telah dideskripsikan. Beberapa terumbu karang terdiri dari kumpulan kecil karang-karang dan jenis-jenis biota lain yang berasosiasi dengannya, sedangkan yang lain dapat berupa struktur raksasa dengan lebar berkilo-kilo meter. Walaupun karang dapat mendominasi zona terumbu karang tertentu, namun organisme lainnya juga merupakan komponen yang penting dalam struktur terumbu karang. Gangguan badai, penambahan unsur hara, dan peningkatan sedimentasi dapat menyebabkan zona dominasi karang yang alami berubah menjadi alga. Jika alga mengganti bekas zona karang, hal ini merupakan tanda bahwa terumbu karang tersebut tidak sehat. Terumbu karang yang sehat merupakan tempat yang paling beragam dari semua ekosistem laut yang telah dikenal, dengan susunan bentuk kehidupan yang lebih besar dibandingkan dengan ekosistem lainnya di bumi.

OSEANOGRAFI GEOLOGI

          Geologi laut atau disebut juga geologi marine adalah salah satu cabang ilmu geologi untuk mengetahui komposisinya, struktur dan proses pembentukan dasar laut. Ilmu ini berguna untuk pembangunan struktur dibawah laut maupun pelayaran, seperti pembangunan dermaga, anjungan pemboran minyak, kabel bawah laut, jembatan antar dua pulau dsb.
                    Pada mulanya para ahli percaya bahwa bentuk kerak bumi adalah tetap dan tidak berubah-ubah. Mereka beranggapan bahwa sifat-sifat topografi utama di bumi (termasuk lautan, daratan, dan pulau-pulau) sudah ada dan berbentuk seperti yang ada sekarang ini sejak dahulu. Akan tetapi dari hasil penelitian geologi modern menunjukkan suatu gambaran yang sangat berbeda. Sekarang sudah jelas terbukti bahwa kerak bumi itu telah dan masih terus mengalami perubahan-perubahan.
Suatu bukti bahwa di bawah permukaan bumi ini masih berlangsung aktivitas-aktivitas yang hebat, yaitu dengan terdapatnya gunung berapi dan gempa bumi yang sering terjadi. Kegiatan-kegiatan hebat ini secara luas menyebar tidak merata pada beberapa daerah di permukaan bumi. Para ahli geologi percaya bahwa daerah-daerah aktif ini mewakili tempat-tempat di mana sering terjadi retakan-retakan besar di kerak bumi. Retakan-retakan ini mencakup seluruh permukaan bumi, sehingga kerak bumi dapat dibagi menjadi enam bagian lempengan besar yang dinamakan tectonic plates, di mana tiap lempengan terdiri dari kerak yang saling bersambungan. Bentuk lempeng-lempeng ini tidak rata, tetapi setiap lempengan cenderung untuk membentuk suatu batas dengan sistem mid-oceanic ridge, yaitu satu sisi dengan massa benua dan sisi yang lain dengan batas lempengan tektonik.
          Sudah terbukti bahwa lempengan tektonik ini bergerak secara perlahan-lahan melintasi dasar lautan dengan kecepatan rata-rata beberapa centimeter setiap tahunnya. Kecepatan ini tampaknya tidak  berarti samasekali bila dipandang dari jangka waktu hidup manusia, namun hal ini akan sangat besar artinya bila ditinjau dari sudut sejarah bumi yang sudah berumur empat setengah juta tahun lamanya. Sebagai salah satu contoh, bahan-bahan lempengan yang rata-rata hanya bergerak dua centimeter setiap tahunnya akan dapat menempuh jarak 2.000 kilometer dalam jangka waktu 100.000.000 tahun. Setiap lempengan akan bergerak pada sudut siku-siku ke arah dan menjauhi oceanic ridge, dan karena itu mereka bergerak ke arah batas benua. Suatu hal yang menarik perhatian adalah kerak bumi yang baru selalu terbentuk secara terus-menerus dan menambah lempengan pada sistem ridge. Cairan batu-batuan basal dari bagian dalam bumi didorong ke atas melalui retakan-retakan dan kemudian menjadi keras membentuk kerak lautan yang baru. Begitu kerak yang baru ini terbentuk, mereka lalu mendorong dan memisahkan sisa lempengan tektonik dan melintasi lantai lautan.
Gerakan lempengan ini sulit untuk diukur secara langsung karena jarak yang terjadi sangat kecil dan memerlukan waktu yang lama. Walaupun demikian, para ahli geologi telah membuktikan secara meyakinkan tentang terjadinya kejadian-kejadian ini dengan mengadakan penelitian terhadap jenis batu-batuan darimana lempengan tektonik dibentuk. Batu-batuan basal ini banyak mengandung bahan besi yang membuat mereka menjadi bersifat magnit untuk selama-lamanya dalam menunjukkan arah dari medan gaya bumi ketika mereka berubah menjadi keras. Proses ini sekarang telah berakhir, walaupun demikian dalam sejarahnya medan gaya magnit bumi telah bertukar beberapa kali secara tiba-tiba yang mengakibatkan terbentuknya batu-batu pada waktu yang berbeda dan mempunyai arah medan gaya yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu, diramalkan kalau bahan kerak bumi yang sedang terbentuk pada mid-oceanic ridge kemudian secara perlahan-lahan didesak ke luar akan membentuk serentetan pita-pita yang sejajar, sedang batu-medan magnit dipolarisasikan dalam arah yang berbeda-beda. Setiap pita akan menunjukkan waktu ketika medan gaya sedang pada suatu arah tertentu. Penelitian tentang polarisasi magnit dari batu-batuan yang terdapat dekat dengan mid-Atlantic ocean ridge, menunjukkan hasil yang cocok dengan teori seperti yang disebut di atas. Di mana pita-pita batuan ini letaknya sejajar dengan ridge itu sendiri yang polarisasi magnitnya berubah dari satu pita ke pita yang lain.
          Meskipun kerak lautan baru selalu dibentuk secara terus-menerus di sistem mid-oceanic ridge, ukuran lempengan tektonik tidak akan bertambah besar. Oleh karena itu sudah pasti ada tempat-tempat tertentu yang mengalami suatu proses pembongkaran bahan-bahan kerak bumi yang terjadi secara seimbang. Hal ini dipercaya terjadi pada batas-batas lempengan tektonik benua yang letaknya jauh dari sistem ridge. Dari sini gerakan lempengan dibelokkan ke arah bawah yang kemudian bertemu dengan kerak benua melalui proses yang dinamakan subduction. Akibatnya, kerak lautan menjadi rusak oleh karena adanya panas yang timbul dari lapisan bumi yang letaknya lebih dalam. Seperti yang telah kita ketahui bahwa  batas-batas lempengan ini (daerah-daerah subduction) juga merupakan pusat dari aktivitas gunung berapi dan gempa bumi. Di mana gunung berapi ini disebabkan oleh karena adanya tenaga yang begitu besar yang dihasilkan ketika batu-batuan dari kerak lautan mencair, kemudian secara tiba-tiba melepaskan tekanan yang begitu besar yang telah dibentuk di dalam lapisan bumi, sehingga dapat mendorong berjuta-juta ton batuan yang mencair ini ke atas. Sedangkan gempa bumi merupakan suatu akibat dari tekanan yang diciptakan karena lempengan tektonik menjadi melengkung dan arahnya dibelokkan ketika mereka berjalan ke bawah masuk bumi. Gempa ini terjadi apabila sebagian dari lempengan tiba-tiba patah yang sering terjadi pada kedalaman antara 100-700 kilometer di bawah permukaan bumi.

LEMBAH LAUTAN (Ocean Basin)
          Pada mulanya dipercaya bahwa permukaan dasar lautan itu datar dan tidak mempunyai bentuk, tetapi ilmu-ilmu modern sekarang telah membuktikan bahwa topografi dari dasar lautan adalah kompleks seperti daratan. Topografi dasar laut yang kompleks di Indonesia disebabkan karena kawasan ini merupakan pertemuan dari empat lempeng lithosfer, yaitu :
1. Lempeng Eurasia
2. Lempeng Filipina
3. Lempeng Pasifik
4. Lempeng samudera Hindia - Australia.
Bentuk-bentuk tersebut antara lain:
1. Ridge dan Rise
          Ini adalah suatu bentuk proes peninggian yang terdapat di atas lautan (sea floor) yang hampir serupa dengan adanya gunung-gunung di daratan. Pada prinsipnya tidak ada perbedaan antara ridge dan rise. Keduanya hanya dpat dibedakan dari letak kemiringan lereng-lerengnya saja. Di mana Ridge lerengnya lebih terjal dari Rise. Sebagai contoh, puncak-puncak dari sistem Ridge di tengah Atlantik mempunyai tinggi sekitar satu sampai empat kilometer di atas lantai lautan dan sifat kemiringan Rise dari dasar dengan lebar sekitar 1.500 sampai 2.000 kilometer. Rise di Pasifik Timur kurang datar dan ini tampak seperti sebuah tonjolan rendah pada lantai lautan. Rise ini mempunyai ketinggian sekitar dua sampai empat kilometer dari dasar mempunyai lebar kira-kira 2.000 sampai 4.000 kilometer.
Ridge dan Rise utama yang membentang di dunia bergabung menjadi satu dan membentuk satu rantai amat panjang yang dikenal sebagai mid-oceanic ridge system (sistem ridge bagian tengah laut). Ini merupakan suatu rangkaian yang terpotong-potong oleh daerah patahan (fault) yang banyak dengan membentuk sudut siku-siku. Bagian tengah sistem Ridge ini ditandai dengan adanya sebuah lembah curam yang dikenal sebgai lembah Rift (rift valley), hal ini khususnya terbentuk dengan baik di mid-atlantic Ridge. Tetapi hal ini juga dapat dikenal di mana sistem Ridge membentuk sebuah penyebaran yang mengesankan di daratan Afrika Timur. Di sini lembah Rift dapat ditemukan dengan kedalaman 2.800 Km, yang kemudian tempat ini diisi dengan air yang membentuk danau-danau seperti halnya danau Tanganyika.

2. Trench
          Bagian laut yang terdalam berbentuk seperti saluran yang seolah-olah terpisah sangat dalam yang terdpat di perbatasab antara benua dengan kepulauan, dan biasanya mempunyai kedalaman yang sangat besar. Sebagai contoh, sebagian dari Java Trench mempunyai kedalaman sebesar 7.700 meter.

3. Abysal Plain (daratan Abyssal)
          Daerah ini relatif terbagi rata dari permukaan bumi yang terdapat di bagian sisi yang mengarah ke daratan dari sistem mid-oceanic ridge.
4. Continental Island (pulau-pulau benua)
          Beberapa pulau seperti Greenland dan Madagaskar menurut sifat Geologinya merupakan bagian dari massa tanah daratan benua besar yang kemudian terpisah. Daerah-daerah ini lapisan kerak buminya terdiri dari batuan-batuan besi (granitic) yang jenisnya sama dengan yang terdapat di daratan benua.
5. Island Arc (kumpulan pulau-pulau)
          Kumpulan pulau-pulau seperti Kepulauan Indonesia juga mempunyai perbatasan dengan benua, tetapi mereka mempunyai asal yang berbeda. Kepulauan ini terdiri dari batuan-batuan vulkanik dan sisa-sisa sedimen pada bagian permukaan kulit lautan.
6. Mid-Oceanic Volcanic Island (pulau-pulau vulkanik yang terdapat di tengah lautan)
          Daerah ini terdiri dari banyak pulau-pulau kecil, khususnya terdapat di Lautan Pasifik, di mana letak mereka sangat jauh dari massa daratan.

7. Atol-atol
          Daerah ini terdiri dari kumpulan pulau-pulau yang sebagian tenggelam di bawah permukaan air. Batuan-batuan yang terdapat di sini ditandai oleh adanya terumbu karang (coral-feef) yang terbentuk seperti cincin yang mengelilingi sebuah lagon yang dangkal.
8. Seamount dan Guyot
          Merupakan gunung-gunung berapi yang muncul dari dasar lantai lautan, tetapi tidak dapat mencapai permukaan laut. Seamount ini mempunyai lereng yang curam, berpuncak runcing, dan kemungkinan mempunyai ketinggian sampai 1 Kilometer atau lebih. Guyot mempunyai bentuk yang serupa dengan Seamount, tetapi bagian puncaknya datar.

DAFTAR PUSTAKA

Supangat, A. & Susanna, 2003. Pengantar Oseanografi. Jakarta: Pusat Riset Wilayah Laut dan      Sumberdaya Non-Hayati, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan   Perikanan.
J.J. Bhatt. 1978. Oceanography: Exploring the Planet Ocean. New York : D. Van Nostrand         Company
Hutabarat dan Evans., 2000. Pengantar Oseanografi,  Universitas Indonesia-Press, Jakarta

Comments

Popular posts from this blog

INSTRUMENTASI KELAUTAN

OSEANOGRAFI KIMIA