INSTRUMENTASI KELAUTAN
INSTRUMENTASI KELAUTAN
SA
MPUL
Oleh:
Dimas Widyanata
1710716210004
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
Laut
merupakan sumber makanan bagi manusia, sebagai jalan raya perdagangan, sebagai
sarana penaklukan, sebagai tempat pertempuran, sebagai tempat untuk
bersenang-senang dan rekreasi dan sebagai alat pemisah atau pemersatu bangsa.
Di abad ke- 20 ini fungsi laut telah meningkat dengan ditemukannya bahan-bahan
tambang dan galian yang berharga di dasar laut dan dimungkinkannya usaha-usaha
menggambil kekayaan alam tersebut, baik di airnya maupun di dasar laut dan
tanah dibawahnya.
Perkembangan dan kemajuan teknologi
telah menciptakan banyak alat-alat yang mampu mempermudah dan mempercepat
pekerjaan manusia. Alat-alat bantu ini menggunakan sistem instrumentasi atau
elektronika digital yang banyak digunakan di tempat-tempat umum terlebih pada
transaksi pedagangan. Pengukuran dalam transaksi perdagangan secara langsung
biasanya kita gunakan alat ukur yang menggunakan sistem instrumen yang sudah
dikembangkan teknologinya karena ketepatan dalam pengukuran sangat
diperlukan.
Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device)
yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih
besar dan lebih kompleks. Insrumentasi secara umu terbagi 3 yaitu sebagai alat
pengukuran, alat penganalisa dan alat perhitungan. Instrumentasi sebagai alat pengukur sering kali
merupakan bagian depan/ awal dari bagian-bagian selanjutnya (bagian kendalinya)
dan bisa berupa pengukur dari semua jenis besaran fisis, kimia, mekanis, maupun
besaran listrik. Beberapa contoh di antaranya adalah : alat ukur massa, waktu, panjang, luas, sudut, suhu, kelembaban, tekanan, aliran, pH (keasaman), level, radiasi, suara, cahaya,
kecepatan, torque, sifat listrik (arus listrik, tegangan
listrik, tahanan
listrik),
viskositas, density
dan lain sebagainya.
Oseanografi berasal dari bahasa
Yunani yang berarti samudera. Pada instrumen oseanografi terdapat beberapa alat
atau device yang membantu manusia dalam mendapatkan data yang
diinginkan dari keadaan suatu perairan atau lautan. Beberapa alat tersebut
adalah sebagai berikut:
INSTRUMENTASI
OSEANOGRAFI
Theodolit
Theodolit adalah salah
satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut
mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut
mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada
satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara
peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah
teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang
dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut
horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua
dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan
sudut vertikal untuk dibaca.
Kedua sudut tersebut
dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington 1997). Survei
dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas dan
atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief
atau perbedaan ketinggian yang besar.
Dengan menggunakan alat
ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan
efisien (Farrington 1997) Instrumen pertama lebih seperti alat survey theodolit
benar adalah kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus
Habermehl) di Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod.
Penggunaan Alat
Prosedur Kerja :
a. Mendirikan tripod
sebagai kaki penahan theodolite
b. Menutar sekrup-sekrup yang ada pada tripod hingga tepat dan tidak bergerak
c. Memasang theodolite
pada tripod
d. Melihat nivo bulat dan nivo batang untuk mengetahui kerataan theodolite dan
posisi patok harus tepat di benang tengah saat teropong diarahkan ke bawah.
e. Mengarahkan teropong ke arah utara dengan menggunakan
kompas.
g. Memutar thedolite
ke arah patok searah dengan jarum jam.
h. Menembak patok dengan posisi tepat di benang tengah.
j. Menembak rambu ukur yang diletakkan di posisi patok dengan
membaca benang atas dan benang bawah.
k. Mencatat data
diperoleh.
Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau
menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara
vertikal maupun horizontal. Ada banyak jenis alat waterpass yang digunakan
dalam pertukangan, tapi jenis yang paling sering dipergunakan adalah waterpass
panjang 120 cm yang
terbuat dari bahan kayu dengan
tepi kuningan,
dimana alat ini terdapat dua buah alat pengecek kedataran baik untuk vertikal
maupun horizontal yang terbuat dari kaca dimana didalamnya terdapat gelembung
cairan, dan pada posisi pinggir alat terdapat garisan pembagi yang dapat
dipergunakan sebagai alat ukur panjang.
Penggunaan Alat
Prosedur Kerja :
a. Mendirikan tripod
sebagai kaki penahan waterpass
b. Menutar sekrup-sekrup yang ada pada tripod hingga tepat dan tidak bergerak
c. Memasang waterpass
pada tripod
d.
Memastikan
kerataan posisinya dengan mengamati nivo dan posisi patok harus tepat di benang
tengah saat teropong diarahkan ke bawah.
e.
Jika sudah
rata, mengunci bagian bawah waterpass yang
terdapat pada tripod.
f. Mengarahkan teropong ke arah
utara dengan menggunakan kompas.
g.
Menyalakan waterpass
dengan menekan tombol nol set hingga
output pada display tidak berkedip.
h.
Memutar waterpass ke arah patok searah dengan
jarum jam.
i. Menembak
rambu ukur yang diletakkan di posisi patok dengan membaca benang atas dan benang bawah.
j. Mencatat data
diperoleh.
SCUBA SET
SCUBA merupakan
singkatan dari Self-Contained
Underwater Breathing Apparatus atau Perangkat Bernapas Bawah Air
yang Berdiri Sendiri. Inisial ini berasal dari 1939 di Navy AS untuk
menunjuk ke alat pernapasan penyelam militer AS.
Sama seperti radar,
akronim ini begitu sering dipakai sehingga sudah tidak ditulis dalam huruf
besar lagi dan telah dijadikan kata biasa. Sistem ini mula-mula dirancang oleh
Jacques Yves Cousteau dan Emile Gagnan pada tahun 1942 sampai 1944.
Sebuah unit
scuba terdiri dari:
1. Tanki – Berfungsi menyimpan udara
(terdiri dari 21 persen Nitrogen dan 79 persen Oksigen)
bertekanan tinggi (hasil pemampatan oleh kompresor)
untuk digunakan bernapas oleh seorang peselam di dalam air. Tangki yang berisi
udara yang dimampatkan ini tersedia dalam beberapa ukuran dan bahan,
seperti: steel, stainless
steel, dan aluminium.
2. Regulator – Berfungsi menurunkan
tekanan udara yang sangat tinggi dari dalam tangki, sehingga mencapai tekanan
yang dapat dipakai untuk bernapas. Satu unit regulator terdiri dari
bagian first stageyang terpasang pada tangki, dan bagian second
stage yang digunakan oleh peselam untuk menghirup udara melalui mulut.
3. Alternate Air Source (Octopus) - Berbentuk
sama seperti sebuah second stage, digunakan pada keadaan darurat
untuk menolong peselam lain yang sudah kekurangan udara atau kehabisan udara
dalam tangkinya. Sebuah Alternate Air Source biasanya berwarna
kuning, untuk membedakannya dengan Primary Second Stage.
4. Console Instrument (Gauges) - Menandai tekanan isi tangki
dan kedalaman. Saat ini kebanyakan gauges juga dilengkapi
dengan sebuah kompas bawah
air. Dalam perkembangannya instrument juga mulai dilengkapi dengan sebuah dive
computer (divecom), yang dapat merekam lebih banyak data penting yang
diperlukan untuk menyelam secara aman.
5. Buoyancy Compensator Device / BCD - Berbentuk seperti sebuah
rompi yang didalamnya terdapat air cell. Air cell pada
sebuah BCD berfungsi untuk mengatur buoyancy (daya apung) sang
peselam. Komponen lain dari sebuah BCD diantaranya adalah inflator / deflator dan dump
valve.
6. Weight System - Kebanyakan terbuat dari
batangan timah yang
diikatkan pada sebuah weight belt plastik yang dikenakan di
pinggang. Weight system berfungsi untuk menambah berat seorang
peselam agar dapat menyelam (descent). Tanpa weight system yang
tepat, peselam akan mengalami kesulitan untuk menyelam dan mengatur bouyancy-nya.
Regulator, Alternate Air Source, dan Console Instrument satu
sama lain dihubungkan dengan selang (hose) yang sangat kuat terhadap
tekanan udara yang tinggi.
Penggunaan Alat
Prosedur Kerja:
a.
Memasang Bouyancy Compensator Device (BCD) pada tabung selam.
b. Memasang regulator pada tabung selam, kemudian
memastikan bahwa tidak ada udara dari tabung selam yang keluar dan tekanan
udara tetap stabil.
c. Menghubungkan
pressure gauge dengan BCD, kemudian mengisi udara ke dalam BCD dengan menekan tombol berwarna merah
pada BCD.
d.
Mengenakan
pemberat, fins, masker, snorkel, dan BCD yang disertai tabung selam dan
regulator.
e.
Mengenakan
salah satu mouth fish pada regulator
untuk bernapas.
f.
Memasukkan mouth fish lainnya, penunjuk kedalaman
dan tekanan udara ke dalam kantong BCD.
g. Menuruni
kapal menuju perairan sembari menekan tombol berwarna putih pada BCD untuk mengurangi udara di dalamnya
hingga penyelam turun di kolom perairan.
Kamerrer
Water Sampler
Kemerrer Water sampler (botol air vertikal) digunakan untuk
pengambilan sampel air umum di danau, saluran, sumur dan laut. Sampel-sampel ini seluruhnya
terdiri dari bagian plastik sehingga tidak ada risiko sampel bersentuhan dengan
logam. Sampler air Kemmerer menampung 1,2 liter.
Penggunaan Alat
Prosedur
Kerja:
a.
Menurunkan kamerrer water
sampler yang dilengkapi dengan tali dan pemberat ke perairan
laut pada kedalaman tertentu.
b.
Mengangkat kamerrer water
sampler jika alat tersebut telah terisi air hingga penuh.
c.
Memindahkan air dari kamerrer water sampler ke botol sampel melalui keran.
Hand Refraktometer
Refraktometer
atau refractometer adalah sebuah alat yang biasa digunakan untuk mengukur
kadar/ konsentrasi bahan atau zat terlarut. Misalnya gula (“Brix”), garam (“Baume”),
protein, dsb. Metode kerja dari refraktometer ini dengan memanfaatkan teori
refraksi cahaya. Alat Refraktometer ini ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe, yaitu
seorang ilmuan asal German pada awal abad 20 (Sekitar tahun, 2010 an).
Penggunaan
Alat
Prosedur Kerja:
a.
Mengalibrasi handrefractometer
pada bagian prisma biru dengan cairan akuades.
b. Mengeringkan dengan tisu sampai angka PH menunjukan 0
c.
Meneteskan sampel air pada bagian prisma biru
d. Melihat hasil PH dengan mengarahkan alat ke arah cahaya agar terlihat
Thermometer
Thermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur),
ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang
berarti panas dan meter yang
berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang
paling umum digunakan adalah termometer air raksa.
Penggunaan Alat
Prosedur Kerja:
a.
Mencelupkan termometer pada air yang
ingin diukur
b.
Menunggu sekitar 1 menit dalam
pencelupan
c.
Melihat suhu dalam termometer
Secchi
Disk
Secchi disk adalah disk hitam dan putih yang diturunkan
ke dalam air dengan tangan hingga kedalaman di mana ia menghilang dari
pandangan. Jarak menghilang kemudian direkam. Air yang jernih , jaraknya
semakin besar. ecchi disk mudah
digunakan dan murah. Untuk pemantauan sungai, secchi disk memiliki
penggunaan yang terbatas, namun, karena umumnya dasar sungai akan terlihat dan
disk tidak akan mencapai titik hilang. Sungai yang dalam dan kecepatan lambat
adalah tempat yang paling tepat untuk pengukuran Secchi disk yang walaupun saat
ini disk harus sangat berat sehingga tidak bergoyang sehingga membuat
pengukuran sulit. Interval meter di tali dapat ditandai (misalnya, dengan
lakban) untuk kemudahan penggunaan
Penggunaan Alat
Prosedur Kerja:
a.
Menurunkan secchidisk ke dalam perairan secara
perlahan dengan menggunakan tali hingga warna pada lempengan tidak terlihat
lagi.
b.
Melihat tanda pada tali untuk menentukan seberapa dalam suatu perairan
terkena sinar matahari.
Plankton
Net
Plankton
net merupakan jaring dengan mesh size yang disesuaikan dengan plakton.
Penggunaan jaring plakton selain praktis juga sampel yang diperoleh cukup
banyak. Jaring plankton net biasa terbuat dari nilon, umumnya berbentuk kerucut
dengan berbagai ukuran, tetapi rata-rata panjang jaring adalah 4-5 kali
diameter mulutnya. Jaring berfungsi untuk menyaring air serta plakton yang
berada didalamnya. Karena itu plakton yang tertangkap sangat bergantung pada
ukuran mesh size, maka ukuran mesh size yang digunakan harus disesuaikan dengan
jenis atau ukuran plankton yang akan diamati. Ukuran plakton yag relatif besar
(terutama zooplankton) menggunakan jaring No.0 atau No.3, sedangkan yang lebih
untuk plankton yang lebih kecil menggunakan No.15 atau No.20. untuk perairan
dangkal didaerah tropis, Wickstead menganjurkan mesh size dengan ukuran 30-50
µm untuk fitoplankton dan zooplankton
kecil. Sedangkan untuk mezooplakton yang lebih besar digunakan ukuran
mesh size 150-175 µm.
Penggunaan Alat
Prosedur Kerja:
a. Menurunkan alat ke kolom air yang ingin diambil sampel plankton
b. Menyaring dan mengangkat alat ke permukaan
c. Memasukan sampel ke dalam wadah sampel yang sudah disiapkan
Life
Jacket
Life
jacket merupakan perangkat yang
dirancang untuk membantu pemakai, baik secara sadar atau di
bawah sadar, untuk tetap mengapung dengan mulut dan hidung berada di atas permukaan air atau
pada saat berada dalam air. Perangkat yang dirancang dan disetujui oleh pihak
yang berwenang dalam hal ini Biro Klasifikasi Indonesia untuk
digunakan oleh sipil dalam rekreasi berlayar, pelaut, kayak, kano, dll). Baju
pelampung yang berbeda dirancang untuk digunakan oleh penumpang dan awak pesawat dari (helikopter, pesawat udara) dan kapal komersial (kapal tunda, kapal penumpang, feri,
kapal laut). Perangkat yang digunakan oleh militer (angkatan udara, pasukan
khusus, marinir, angkatan laut, penjaga pantai) dan kepolisian.
Penggunaan Alat
Prosedur Kerja:
a.
Memastikan life jacket dalam keadaan
tidak dalam cacat
b.
Memastikan life jacket memiliki ukuran yang sesui saat digukanan
c.
Memasang life jacket dan kencangkan sesuai ukuran tubuh
Kompas
Kompas adalah
alat navigasi untuk
menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan
dirinya dengan medan
magnet bumi secara
akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam
bidang navigasi. Arah mata angin yang
ditunjuknya adalah utara, selatan, timur,
dan barat.
Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas
akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan
perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien
dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.
Penggunaan Alat
Prosedur Kerja:
a. Memegang kompas dengan benar (Flat
position)
b. Memfokuskan pada titik di kejauhan
c. Memutar dial derajat
d. Mencari dimana panah arah perjalanan berpotongan dengan dial derajat
e. Melihat dan menentukan arah dari posisi yang diukur
Wind
Detector
Wind
detector adalah instrumen kelautan
untuk mengukur kecepatan angin rata-rata, suhu, arah angin dan kelembaban.
Penggunaan Alat
Prosedur Kerja:
a.
Merangkai
seperangkat wind detector.
b.
Memasang wind detector pada sebuah tiang bambu
berukuran kurang lebih 10 meter.
c.
Mengarahkan
wind detector kearah utara
d.
Meletakkan
tiang bambu di tempat yang jauh dari bangunan tinggi atau penghalang apapun.
e.
Mengklik ‘Temp’ pada pada tombol display untuk mengetahui kelembaban
udara.
f. Mengklik ‘Wind’ untuk mengetahui arah dan kecepatan angin.
g.
Mencatat
data yang diperoleh.
Layang-layang Arus
Layang-layang arus adalah instrumen kelautan yang
digunakan untuk mengetahui arah dan kecepatan arus di suatu perairan.
Pengguaan Alat
Prosedur Kerja:
a.
Menurunkan drague drafter arus ke
perairan.
b.
Menunggu drague
drafter arus tertarik pada jarak yang sudah ditentukan
c.
Mengukur kecepatan arus dengan menggunakan stopwatch
d.
Mengarahkan arah arus
dengan menggunakan kompas
e.
Mencatat hasil pengukuran.
Grap
Sampler
Grap sampler adalah alat yang sering
digunakan dalam pengangkatan sedimen permukaan dari dasar laut .Pengambilan dengan grab ini biasanya
ditujukan untuk keperluan seperti analisa besar butir, analisa organisme
bentos, dan analisa kimia sedimen terutama pada lapisan atas dari sedimen
sampai beberapa cm kedalaman
Grab sampler ada yang terbuat dari besi,
secara pengalaman saya dalam penggunaan grab sedimen atau metode penggunaan
alat grab sedimen cukup mudah, untuk pengambilan sampel sendiri dibutuhkan
beberpa orang untuk melakukan nya, pertama buka bagian grab dengan penarikan
pada tali,setelah grab terbuka lalu turan kan ke permukaan dasar laut secara
perlahan, saat grab sedimen sampai didasar permukaan akan terasa dengan
kendornya tali, maka kita dapat mengankat grab,setelah pengankatan kita dapat
melakukan pengecekan apakah sudah terdapat sedimen yang cukup untuk kita pakai,
setelah terasa cukup didapatlah sedimen yang terperangkap pada alat, maka
sedimen dapat disimpan diplastik untuk selanjutnya di bawa ke laboratorium
untuk analisa lebih lanjut.
Penggunaan Alat
Prosedur
Kerja:
a.
Memasang pengunci grap
agar posisinya terbuka.
b.
Menurunkan grap ke dalam
perairan laut hingga mencapai dasar.
c. Mengangkat sedikit alat tersebut agar pada
saat menghentakkannya dapat membuka kunci dan menancapkannya di dasar perairan.
Lalu, air akan masuk ke dalam grab
sampler hingga alat tersebut terkunci dan merangkap sampel.
d. Mengangkat kembali grap dan ambil sampel sedimen
Tiang Gelombang
Tiang kelombang
adalah instrumen kelautan yang digunkan untuk melakukan pengukuran tinggi dan
lembah suatu perairan
Penggunaan Alat
Prosedur Kerja :
a.
Memasang tiang
gelombang ke perairan laut yang memiliki gelombang yang tidak pecah.
b.
Menahan tiang gelombang tetap tegak saat pengukuran
c. Mengukur ketinggian gelombang dengan
mengamati puncak dan lembah gelombang datang yang mengenai tiang gelombang.
d.
Mencatat hasil pengukuran.
Tiang Pasang Surut
Tiang pasang surut
adalah instrumen kelauatan yang digunakan untuk mengukur pasang surut di suatu
perairan.
Pengguanaan Alat
Prosedur Kerja :
a.
Memasang tiang
pasang surut dengan bagian bawah menyentuh dasar perairan.
b.
Mengikat tiang pasang surut pada kayu yang
tertancap untuk menahan posisi tiang tersebut.
c.
Mencatat tinggi muka air dengan jangka
waktu yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Vitousek, P.M. and H., Farrington. 1997. Nutrient limitation and soil development: experimental test of a biogeochemical theory. Biogeochem., 37, 63–75.
Radzi, Ahmad. 2007. Asas Instrumentasi dan Pengukuran fisik. Universitas Teknologi Malaysia : Malaysia,
Wah keren
ReplyDelete